Nilai Tukar Rupiah

Pergerakan Rupiah Rabu 22 Oktober 2025, Dolar AS Catat Kenaikan

Pergerakan Rupiah Rabu 22 Oktober 2025, Dolar AS Catat Kenaikan
Pergerakan Rupiah Rabu 22 Oktober 2025, Dolar AS Catat Kenaikan

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu, 22 Oktober 2025, diperkirakan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah.

Berdasarkan data Bloomberg per Selasa, 21 Oktober 2025 pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,07% ke level Rp16.587 per dolar AS. Indeks dolar AS menguat 0,19% ke level 98,77, sementara mata uang utama Asia menampilkan pergerakan yang bervariasi.

Mata uang regional menunjukkan tren yang tidak seragam. Yen Jepang melemah 0,27%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, dolar Singapura melemah 0,13%, dan dolar Taiwan turun 0,18%. Won Korea Selatan mencatat penurunan cukup signifikan, yakni 0,61%. Sedangkan peso Filipina melemah 0,13%, rupee India menguat 0,05%, yuan China menguat 0,05%, ringgit Malaysia melemah 0,02%, dan baht Thailand turun 0,45%.

Pergerakan Rupiah Mengikuti Tren Dolar AS dan Regional

Menurut pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi, salah satu faktor utama yang memengaruhi pergerakan rupiah adalah kondisi pasar global, khususnya ketidakpastian di Amerika Serikat. “Rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif, tetapi berpeluang ditutup melemah pada rentang Rp16.580—Rp16.610 per dolar AS,” ujar Ibrahim.

Salah satu sentimen negatif yang mendorong dolar AS menguat adalah penutupan pemerintah federal AS yang telah memasuki hari ke-21. Penutupan ini menandai jeda pendanaan terpanjang ketiga dalam sejarah modern. Ketidakpastian kebijakan fiskal AS menjadi faktor risiko yang terus menjadi perhatian investor global, termasuk pelaku pasar valuta asing di Asia.

Faktor Global Tekan Nilai Tukar Rupiah

Selain kondisi fiskal AS, faktor geopolitik turut memengaruhi pergerakan mata uang Indonesia. Ketegangan di Jalur Gaza meningkat setelah Israel melancarkan serangan udara sebagai balasan atas dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas. Situasi ini menimbulkan sentimen risiko global yang menekan aset-aset berdenominasi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Perundingan dagang antara AS dan China yang belum mencapai kesepakatan mengenai tarif, teknologi, dan akses pasar juga menambah ketidakpastian di pasar global. Investor cenderung menahan diri dan mengalihkan dana ke aset safe haven, yang mendorong dolar AS menguat dan rupiah melemah.

Sentimen Dalam Negeri dan Kebijakan Devisa

Dari dalam negeri, pemerintah melalui Presiden Prabowo Subianto sedang mengevaluasi kebijakan mengenai penempatan devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA). Sebelumnya, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025 mengatur agar eksportir menempatkan 100% DHE SDA selama 12 bulan di dalam negeri. Namun, evaluasi dan kemungkinan revisi kebijakan ini menambah faktor ketidakpastian yang memengaruhi pasar valuta asing.

Ibrahim Assuaibi menambahkan, sentimen dalam negeri yang berkaitan dengan kebijakan DHE SDA turut menjadi perhatian investor. “Kebijakan devisa dan pengaturan ekspor sumber daya alam akan memengaruhi likuiditas dolar di pasar domestik, sehingga rupiah bisa bergerak fluktuatif,” ujarnya.

Prediksi Pergerakan Rupiah di Pasar Hari Ini

Dengan kombinasi faktor global dan domestik, rupiah diprediksi akan bergerak dalam rentang Rp16.580 hingga Rp16.610 per dolar AS pada perdagangan Rabu, 22 Oktober 2025. Pasar menantikan perkembangan lebih lanjut terkait penutupan pemerintah AS dan potensi revisi kebijakan DHE SDA.

Selain itu, pelaku pasar juga mencermati dinamika perdagangan internasional, terutama negosiasi AS-China yang masih berlangsung. Ketidakpastian ini berpotensi menimbulkan volatilitas tinggi pada mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Secara teknikal, pergerakan rupiah cenderung fluktuatif namun masih berada dalam rentang wajar. Investor dan pelaku pasar diharapkan tetap waspada terhadap berita global dan domestik yang bisa memengaruhi likuiditas dolar, sehingga memengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Pengamat menekankan, meski rupiah melemah, sentimen global yang memicu penguatan dolar AS bersifat sementara dan bisa berubah seiring tercapainya kesepakatan fiskal atau perdagangan internasional. Dengan demikian, pergerakan rupiah perlu dipantau secara real time agar keputusan bisnis dan investasi dapat disesuaikan dengan kondisi pasar terkini.

Rupiah yang fluktuatif pada hari ini menjadi cerminan dari tekanan global dan domestik sekaligus, termasuk faktor geopolitik, negosiasi perdagangan internasional, dan kebijakan devisa dalam negeri. Investor dianjurkan untuk memperhatikan faktor-faktor ini agar strategi perdagangan atau lindung nilai dapat diterapkan secara tepat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index