PHE Perkuat Produksi Migas untuk Wujudkan Swasembada Energi Nasional

Rabu, 22 Oktober 2025 | 07:57:22 WIB
PHE Perkuat Produksi Migas untuk Wujudkan Swasembada Energi Nasional

JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina, menunjukkan peran strategisnya dalam mendukung target swasembada energi nasional.

Melalui pengelolaan 24 persen blok minyak dan gas (migas) di Indonesia, PHE berfokus pada ketahanan energi, ketersediaan sumber daya, serta keberlanjutan produksi di tengah tantangan global sektor energi.

Komitmen tersebut sejalan dengan Program Asta Cita, yang menekankan pentingnya kemandirian energi sebagai pilar pembangunan nasional. Hingga Agustus 2025, PHE mencatat produksi migas sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MMBOEPD). Angka itu terdiri dari 556 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan 2,8 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD).

Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina, Hermansyah Y Nasroen, menegaskan bahwa PHE tidak hanya berfokus menjaga stabilitas produksi, tetapi juga melakukan ekspansi, inovasi, dan transformasi menuju operasi yang lebih berkelanjutan.

“Subholding Upstream Pertamina tidak hanya menjaga stabilitas produksi migas nasional, tetapi juga melakukan ekspansi, inovasi, dan transformasi menuju operasi berkelanjutan,” ujar Hermansyah.

Produksi Migas Didukung Aktivitas Hulu yang Masif

Kinerja PHE dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi migas nasional tidak terlepas dari aktivitas hulu yang intensif dan terencana. Perusahaan mencatat pengeboran 580 sumur eksploitasi, 836 sumur workover, serta 25.514 kegiatan well services sebagai bagian dari upaya menjaga keberlanjutan produksi.

Selain kegiatan produksi, PHE juga memperkuat cadangan migas melalui survei seismik dan eksplorasi agresif. Hingga saat ini, perusahaan telah melaksanakan survei seismik 3D seluas 652 kilometer persegi dan mengebor 15 sumur eksplorasi baru, yang menghasilkan tambahan sumber daya 2C sebesar 804 juta barel setara minyak (MMBOE) serta cadangan terbukti (P1) sebesar 105 juta MMBOE.

Hermansyah menambahkan bahwa seluruh pencapaian tersebut merupakan hasil dari strategi optimasi portofolio, akselerasi pengeboran, serta penerapan teknologi untuk meningkatkan recovery factor pada lapangan existing.

“PHE menjadi tulang punggung ketahanan energi nasional sekaligus kontributor transisi energi Indonesia,” jelasnya.

Dengan kombinasi strategi eksplorasi agresif dan efisiensi operasi, PHE menempatkan dirinya sebagai pemain kunci dalam menjaga kemandirian energi Indonesia.

Proyek Strategis Perkuat Ketahanan dan Cadangan Nasional

PHE juga tengah mengerjakan sejumlah proyek strategis Subholding Upstream yang ditujukan untuk memperkuat kapasitas produksi dan menambah cadangan migas nasional. Beberapa proyek penting yang sedang berjalan antara lain pengembangan Stasiun Pengumpul Akasia Bagus (SP ABG) EP, Proyek Sisi Nubi, CEOR Lapangan Minas Area A Stage-1, dan Lapangan OO-OX PHE ONWJ.

Proyek-proyek tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi nasional, baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Selain itu, proyek ini menjadi bagian penting dari upaya Pertamina untuk mencapai target produksi nasional dua juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas per hari di masa depan.

PHE juga terus membuka peluang kolaborasi melalui joint study dan eksplorasi baru di berbagai wilayah kerja potensial. Pendekatan ini diharapkan tidak hanya menambah cadangan, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas melalui sinergi dengan mitra global.

PHE Tegaskan Komitmen pada Prinsip ESG dan Tata Kelola Bersih

Sebagai entitas bisnis yang beroperasi di sektor strategis, PHE menegaskan komitmennya terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam seluruh lini kegiatan. Perusahaan terus berupaya memastikan operasional yang ramah lingkungan, tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar, dan tata kelola yang transparan serta bebas korupsi.

Salah satu bentuk nyata komitmen tersebut adalah penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001:2016. Implementasi sistem ini memperkuat budaya perusahaan dalam menegakkan prinsip Zero Tolerance on Bribery atau tidak ada toleransi terhadap praktik suap di seluruh level organisasi.

Selain itu, PHE turut mendorong efisiensi energi dan pengurangan emisi karbon dalam setiap proyeknya, sejalan dengan arah kebijakan nasional menuju transisi energi bersih dan berkelanjutan.

“PHE berkomitmen menjaga keseimbangan antara peningkatan produksi migas dan tanggung jawab lingkungan. Kami ingin menjadi bagian penting dari perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi yang berkelanjutan,” tutup Hermansyah.

Dengan seluruh inisiatif tersebut, PHE semakin mempertegas perannya sebagai motor utama penggerak swasembada energi nasional, sekaligus mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi yang tangguh, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

Terkini